Asah Keterampilan dengan Bonsai
“Yang penting menanam dulu, untuk urusan hasil adalah nomor sekian. Jauh lebih penting proses dan pengalaman dalam menanam serta membudidayakan tanaman yang ada kemudian diproses menjadi bonsai yang sudah jadi,” ujar Mas Noga pada saya waktu itu.
Bonsai sebagai suatu karya seni sangatlah menarik untuk dilihat dan tampak unik dipandang oleh orang-orang secara umum. Hal itulah yang pertama kali terpikirkan oleh Dwi Adi Nugroho, atau akrab dipanggil Mas Noga, ketika pertama kali melihat bonsai di suatu acara televisi. Ketertarikan Mas Noga tersebut membuatnya mencari tahu lebih lanjut mengenai bonsai dan menantang dirinya untuk mencoba suatu hal baru, yaitu menumbuhkan dan membuat bonsai miliknya sendiri.
Mas Noga mulai membuat pohon bonsai pertama kali saat menduduki bangku kelas satu di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pohon pertama yang ditumbuhkan dan dibudidaya oleh Mas Noga adalah pohon sanchang, tumbuhan impor dari Thailand yang waktu pertumbuhannya terhitung cepat. Semua tanaman sebenarnya bisa untuk dibuat menjadi bonsai, tetapi Mas Noga memilih untuk tetap membudidayakan sanchang selama 6 tahun ini. Tidak hanya sanchang, banyak jenis tanaman lain yang sudah dibudidayakan oleh Mas Noga untuk dibuat menjadi bonsai, seperti beringin, asam jawa, kamboja, serut, dan lain sebagainya.
Bonsai sendiri merupakan miniatur dari pohon yang ada di alam dan dibentuk menyerupai pohon tua. Bonsai buatan Mas Noga tidak hanya bervariasi pada jenis tanamannya, tetapi juga style bonsai yang dihasilkan. Beberapa style yang sudah dibuat antara lain memiliki tipe informal, hutan, deadwood, hingga penjing. Mas Noga juga membuat bonsai dalam berbagai ukuran, mulai dari yang paling kecil yaitu ukuran sito, medium, the max, hingga yang paling besar yaitu ukuran mame.
Dalam pembuatannya, bonsai tidak memiliki ketentuan ukuran, tetapi tetap memiliki beberapa aturan tertentu. Bonsai tipe informal memiliki bentuk sedikit berliku dan meliuk pada bagian batangnya sehingga menjadikan bonsai ini terlihat unik dengan banyak daun di sekitar batang dan cabang-cabangnya. Sedangkan bonsai tipe hutan ialah bonsai yang batangnya disusun secara terpisah dengan jarak tertentu sehingga membuat mereka terlihat rapi dan berjajar dan membentuk barisan seperti pepohonan di hutan. Kemudian untuk bonsai tipe deadwood merupakan bonsai yang menggabungkan unsur benda organik yang sudah mati dengan tumbuhan yang masih hidup dimana tumbuhan hidup tersebut disusun menyatu atau diatur mengelilingi benda organik mati sehingga seiring bertumbuhnya tanaman tersebut akan terlihat seolah menyatu dengan benda organik tadi. Bonsai tipe deadwood seakan-akan memiliki makna bahwa kehidupan dan kematian akan terus berdampingan, serta sesuatu yang hidup nantinya akan memudar dan mati hingga kemudian menjadi bagian dari sesuatu yang hidup tersebut untuk membantu mereka di dunia ini. Tipe bonsai selanjutnya adalah tipe penjing, yaitu bonsai yang menggunakan suatu komponen abiotik atau benda mati untuk membentuk suatu diorama alam yang indah. Bonsai tipe ini merupakan salah satu bonsai dengan banyak komponen yang kompleks dan pembuatannya merupakan cerminan dari kerja keras serta hasil karya seni dari pembuatnya.
Bonsai Tipe Deadwood Bonsai Tipe Informal
Bonsai Tipe Hutan Bonsai Penjing
Mas Noga mengungkapkan bahwa untuk menanam suatu pohon menjadi bonsai harus dilakukan sejak pohon tersebut masih berukuran kecil sehingga akan lebih mudah dalam mengatur akarnya. Akar menjadi satu bagian penting dalam pembuatan bonsai dan pembentukannya merupakan proses yang cukup krusial, dimana akar yang kokoh dan tegak akan membuat bonsai memiliki tampilan yang lebih megah dan agung. Dalam membuat akar supaya mudah diatur menyerupai bentuk lingkaran yang menyebar dan melebar secara merata ke seluruh sisi pot, pada bagian bawah tempat penanaman pohon sejak awal harus diberi alas yang datar sehingga tidak ada akar tunggang mengarah ke bawah. Akar yang sudah kokoh akan membuat tanaman lebih kuat dan bonsai lebih mudah untuk dibentuk.
Selain akar, batang menjadi bagian lain yang penting dalam pembuatan bonsai. Terdapat berbagai cara yang dapat dilakukan untuk membentuk batang, salah satunya dengan membuat batang bonsai menjadi lebih besar dengan menggabungkan beberapa batang tumbuhan yang masih muda. Jenis tumbuhan yang sering menggunakan cara tersebut adalah pohon beringin, dimana semakin lama batangnya akan menyatu dan menjadi satu batang besar dalam jangka waktu beberapa tahun. Batang tumbuhan yang akan digunakan untuk membuat suatu bonsai biasanya diatur dengan menggunakan kawat untuk membantu batang dan cabang menjadi bentuk yang spesifik seperti keinginan perajin bonsai. Proses pembentukan yang kompleks terjadi pada batang karena pada bagian inilah kesan tua dan megah suatu bonsai terlihat jelas sehingga tampak lebih mengagumkan.
Meski pembuatan bonsai memiliki proses yang sangat lama, penjualannya hanya membutuhkan waktu kurang lebih 10 menit. Hal ini membuat Mas Noga lebih sering menjual bahan bonsai, seperti tanaman hasil budidaya, daripada bonsai hasil karyanya yang sudah jadi. Bonsai yang telah berhasil dibuat lebih terasa seperti sebuah trofi atau sesuatu yang lebih baik disimpan untuk dirawat daripada diperjualbelikan karena proses penanaman tanaman hingga terbentuknya bonsai bukan proses yang sebentar dan tentunya menyimpan banyak cerita berharga. Bonsai yang sudah terjual, sedang dalam proses pembuatan, maupun bonsai yang disimpan, merupakan bukti dan hasil dari berbagai macam pengalaman menuntut ilmu serta menjadi bagian penting dari hal berharga yang ada di hidup Mas Noga.