Desa Jati secara kewilayahan terdiri dari 7 wilayah dusun Dusun Jangkang, Dusun Sawangan, Dusun Kembangan Kidul, Dusun Kembangan Lor, Dusun Kliwonan, Dusun Winong dan Dusun Siringin.
Dari ketujuh dusun tersebut masing masing punya keanekaragaman hasil olahan produk rumahan ( UMKM ) dengan berbagai macam karateristik.
Dusun Jangkang juga memiliki UMKM besek, dimana mayoritas ibu-ibu di dusun Jangkang mempunyai keterampilan untuk membuat besek dari bambu. Besek berfungsi sebagai wadah dan biasanya digunakan sebagai wadah makanan ketika ada acara di dusun Jangkang.
Selain itu juga terdapat UMKM Cafe Cara Kene yang terletak di pintu depan dusun Jangkang. Tempat yang nyaman dengan suasana yang asri, serta minuman dan makanan yang sangat enak tentunya menjadi poin plus UMKM ini.
Dusun Sawangan selain bertani, ada juga masyarakat yang terlibat dalam industri kerajinan tangan, khususnya pembuatan besek—wadah tradisional dari anyaman bambu. Produk besek dari Dusun Sawangan terkenal dengan kualitasnya yang tinggi dan tidak hanya diminati di pasar lokal, tetapi juga merambah ke wilayah yang lebih jauh, termasuk Bali. Hampir setiap rumah di Dusun Sawangan terlibat dalam produksi besek, menjadikannya sebagai simbol kerja keras dan keterampilan yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.
Selain besek, Dusun Sawangan kini juga dikenal dengan berbagai Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang tumbuh subur di tengah masyarakatnya. UMKM di Sawangan mencerminkan diversifikasi ekonomi yang ada, di mana kreativitas dan keterampilan lokal diolah menjadi produk bernilai ekonomis tinggi. Salah satu UMKM yang menonjol adalah kerajinan anyaman bambu dan besek yang dikelola oleh Bu Arni. Produk ini telah berhasil menembus pasar yang lebih luas dengan desain yang unik dan kualitas yang unggul, menggabungkan kekuatan dan daya tahan produk dengan warna-warna menarik.
Selain itu, ada UMKM Clorot yang dikelola oleh Pak Erri Irawan. Clorot, makanan tradisional yang terbuat dari tepung beras dan gula merah, diproduksi dengan teknik turun-temurun yang menghasilkan cita rasa autentik. Kelebihan Clorot dari Sawangan terletak pada rasa manis khas dan tekstur lembut dan kenyalnya, serta kemasan tradisional dari daun kelapa yang menambah daya tarik visual dan mendukung cara makan yang unik. Pemasaran Clorot dilakukan dengan menitipkan produk di pasar-pasar terdekat, menerima pesanan untuk acara-acara, dan menyediakan paket oleh-oleh dengan harga terjangkau.
UMKM Geblek, yang dikelola oleh Bu Ulfa, juga menjadi kebanggaan Dusun Sawangan. Geblek, sebagai salah satu makanan khas Purworejo, terkenal dengan rasa gurih dan tekstur kenyalnya. Keunggulan UMKM Geblek di Sawangan adalah penggunaan bahan alami tanpa pengawet, menjamin produk yang segar dan sehat. Proses pembuatannya yang tradisional namun higienis membuat geblek ini digemari sebagai camilan sehari-hari maupun oleh-oleh khas.
Di sektor pertukangan, Pak Sutrisno memimpin UMKM yang memproduksi berbagai jenis furnitur seperti meja, kursi, dan perabotan rumah tangga lainnya. Produk pertukangan dari Sawangan dikenal akan kekuatan dan keawetannya, berkat penggunaan kayu berkualitas yang diolah dengan keterampilan tinggi. Kelebihan produk pertukangan ini terletak pada kualitas pengerjaan yang detail dan rapi, serta desain yang mampu menyesuaikan dengan selera modern tanpa menghilangkan nuansa tradisional. Harga yang bersaing membuat produk-produk ini menjadi pilihan ekonomis tanpa mengorbankan kualitas.
Dusun Kembangan Lor, merupakan bagian integral dari Desa Jati di Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, menyimpan karakteristik unik yang mencerminkan kekayaan budaya serta sejarah yang mendalam. Dusun ini telah lama dikenal sebagai pusat berbagai Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), yang menjadi tulang punggung ekonomi lokal. UMKM ini bukan sekadar kegiatan ekonomi, tetapi juga menjadi manifestasi dari keterampilan dan kreativitas warga Kembangan Lor yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Salah satu bentuk dari kekayaan ini terlihat dalam kerajinan bonsai dan anyaman bambu yang menjadi produk unggulan dusun ini. Keahlian dalam mengolah bambu menjadi produk anyaman yang indah dan merawat bonsai menjadi seni yang tidak hanya bernilai ekonomis, tetapi juga kultural. Kerajinan tangan ini tidak hanya menyediakan sumber pendapatan bagi warga setempat, tetapi juga menjadi simbol identitas budaya Kembangan Lor yang dihargai baik di dalam maupun di luar daerah. Produk-produk ini tidak hanya dijual di pasar lokal, tetapi juga telah menarik perhatian pembeli dari luar daerah, menjadikan Kembangan Lor sebagai pusat kerajinan yang memiliki daya tarik tersendiri.
Selain kekayaan kerajinan tangan, Kembangan Lor juga memiliki keunggulan dalam dunia kuliner. Panorama kulinernya yang kaya dan beragam menjadi daya tarik lain yang tidak kalah pentingnya. Hidangan khas seperti nasi mumuk, yang dimasak dengan cara tradisional yang unik dan memiliki cita rasa yang khas, menjadi salah satu ikon kuliner dusun ini. Nasi mumuk tidak hanya menjadi makanan sehari-hari bagi warga Kembangan Lor, tetapi juga menjadi sajian istimewa bagi tamu yang datang. Tempura dan sempolan, yang merupakan makanan ringan populer, juga memperkaya variasi kuliner lokal, mencerminkan kreativitas masyarakat dalam mengolah bahan-bahan sederhana menjadi hidangan yang lezat. Tidak ketinggalan, berbagai olahan berbahan dasar ikan lele serta ayam juga menunjukkan kekayaan sumber daya alam dan tradisi kuliner yang dimiliki dusun ini. Keberagaman kuliner ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung dari luar daerah, menjadikan Kembangan Lor sebagai destinasi kuliner yang menarik. Bagi warga setempat, makanan-makanan ini bukan hanya sekadar pemenuhan kebutuhan sehari-hari, tetapi juga bagian dari identitas budaya yang mereka banggakan.
Dusun Kembangan Kidul terkenal dengan daya tarik wisata lokal yang bernama Bukit Sikepel, yang menyajikan keindahan alam hutan pinus yang mempesona. Meskipun tanah tempat wisata ini berada adalah milik Perhutani, sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berbentuk Perusahaan Umum (Perum), tetapi dikelola dengan baik oleh masyarakat setempat. Pembagian pengelolaan wilayah ini mencakup penggunaan sebagian lahan untuk perkebunan, sementara sebagian lainnya dikembangkan sebagai area pariwisata. Inisiatif ini tidak hanya mendukung pertumbuhan ekonomi lokal tetapi juga mempromosikan pelestarian lingkungan. Selain itu, masyarakat setempat juga memanfaatkan hasil getah pinus dari hutan untuk pembuatan cat dan daun pohon pinus untuk produksi teh dengan aroma khas pinus yang unik. Kombinasi antara pengelolaan yang bijaksana terhadap sumber daya alam dan inisiatif pariwisata ini menjadikan Dusun Kembangan Kidul sebagai contoh cemerlang dalam memanfaatkan potensi lokal secara berkelanjutan, sambil menjaga dan melestarikan budaya serta lingkungan alamnya.
Dusun Kliwonan mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai petani dan tukang batu. Selain bertani dan berkebun untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, mereka juga aktif dalam sektor konstruksi sebagai tukang batu. Sementara itu, para ibu di dusun ini umumnya terlibat dalam usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dengan fokus pada produksi anyaman besek, sebuah kerajinan tradisional yang cukup populer.
Dusun Winong memiliki potensi yang umumnya sama dengan dusun-dusun lain di Desa Jati, dengan keunggulan utama dalam kerajinan bambu yang bahan dasarnya di peroleh dari pohon bambu yang tumbuh di Dusun Winong melalui proses pemotongan, pengeringan, dan penganyaman, yang dilakukan dengan keterampilan dan ketelitian tinggi yang nantinya akan menghasilkan produk kerajinan seperti perabot rumah tangga dan dekorasi.
Ada pula kerajinan tangan besek, hampir setiap rumah di Dusun Winong memiliki setidaknya satu pengrajin besek. Keterampilan membuat besek yang diwariskan dari generasi ke generasi. Selain itu, warga juga memanfaatkan Sumber Daya Alam seperti kayu dan batok kelapa yang ada di Dusun Winong yang kemudian akan menghasilkan kerajinan tangan seperti patung, gayung, pot, serta aksesoris seperti gantungan kunci dll. Hal tersebut telah menjadikannya sebagai simbol khas desa sekaligus sebagai sumber potensi ekonomi.
Dusun Siringin memiliki potensi yang pada umumnya sama dengan dusun lain di Desa Jati. Dengan potensi paling besar yakni kerajinan tangan besek. Hampir tiap rumah di Dusun Siringin memiliki setidaknya satu pengrajin besek. Keterampilan tangan yang diwariskan secara turun temurun ini telah menjadikan besek sebagai ikon yang khas pada desa ini juga sebagai potensi ekonomi.